Rabu, 12 November 2008

Jurnalistik, Jagat Pendukung Perubahan

A. Pengertian Jurnalistik
Jurnalistik adalah kegiatan mengumpulkan, menulis, menyunting dan menyebaluaskan berita dan karangan untuk surat kabar, majalah, radio dan televisi, kepada massa sebanyak-banyaknya dalam waktu secepat-cepatnya.

B. Ruang Lingkup Proses Jurnalistik
1. Pengumpulan informasi
2. Penulisan informasi
3. Penyuntingan informasi
4. Penyebarluasan informasi
Pengumpulan informasi. Lazimnya petugas pengumpul, pewarta (reporter, wartawan atau jurnalis) lembaga atau industri media massa mengumpulkan informasi. Semua pelaku di jajaran redaksi (Pemimpin Umum hingga reporter muda) adalah wartawan yang wajib melakukan tugas-tugas jurnalistik: wawancara, pengamatan, atau riset.
Penulisan informasi. Dilakukan sesuai periode terbit atau jam-siar media. Bentuk penulisan informasi bisa berwujud: berita, artikel, feature, kolom, tajuk rencana, pojok, berita-analisis, wawancara, dokumenter (radio atau televisi).
Pada dasarnya, produk tulisan dikategorikan menjadi dua; fakta dan opini. Fakta adalah informasi tentang realitas empirik, yang digali dari berbagai sumber/ narasumber, kemudian diolah menjadi bentuk berita (straight news, soft news, feature). Sedangkan opini adalah pendapat pribadi wartawan atau lembaga media massa, yang berwujud: artikel, kolom, tajuk-rencana, dan pojok.
Penyuntingan (editing) informasi. Karya yang bagus perlu diolah dengan matang dan dilakukan pembenahan agar lebih cantik. Prasayarat karya jurnalistik layak-muat atau layak-siar ketika lengkap. Tulisan yang enak dibaca, fotonya pun bagus. Pembaca akan mudah memahami isi tulisan tersebut.
Penyebarluasan informasi. Produk informasi siap saji, harus segera disebarkan pada masyarakat, baik lewat media cetak (printed media), radio (audio media), dan televisi (audiovisual), dan telematika (telematic media). Kantor berita Indonesia seperti Antara, menerbitkan berita dua kali sehari; pagi dan sore. Koran terbit harian, majalah berita terbit mingguan, majalah terbit bulanan atau website, media cyber yang terbit setiap waktu. Beberapa detik setelah kejadin atau peristiwa itu muncul. Contohnya: detik.com.

C. Sejarah Jurnalistik
Istilah jurnalistik berasal dari bahasa Belanda journalistiek. Seperti halnya dengan istilah bahasa Inggris journalis yang bersumber pada perkataan journal, ini merupakan terjemahan dari bahasa Latin diurna yang berarti “harian” atau “setiap hari”.
Menurut sebuah sumber (Harahap, dalam Mardjuki, 1984), tradisi jurnalistik dimulai pada tahun 600 Sebelum Masehi. Ketika itu di Peking, Tiongkok, diterbitkan surat kabar pertama King Pao. Terbit sekali seminggu dan isinya mengenai keputusan-keputusan Dewan Penasihat atau berita-berita mengenai keluarga raja.
Di Kekaisaran Romawi surat kabar pertama yang bernama Acta Diurna baru muncul pada tahun 59 Sebelum Masehi, yaitu pada zaman pemerintahan Julius Caesar. Waktu itu Caesar memerintahkan agar semua keputusan senat Romawi ditempelkan di ruang muka gedung senat. Tempelan keputusan itu disebut Acata Senatus.
Semua keputusan senat penting diketahui umum, sehingga Acta Senatus merupakan “surat kabar” resmi Banyak yang meruh perhatian pada Acta Senatus, khususnya tuan—tuan tanah. Mereka menggaji orang yang setiap hari kerjanya menyalin semua berita resmi dalam Acta Senatus. Tukang catat itu untuk memperdagangkan hasil salinan mereka atas berita-berita resmi. Salinan ini dijual pada tuan tanah yang tak memiliki sekretaris. Jualannya ini dinamakan Acta Diurna, dan pekerjanya disebut Acta Diurnarii. Dari sinilah berasal kata journal dalam bahasa Perancis.
Di Indonesia surat kabar pertama berbahasa Belanda beranama Bataviasche Nouvelles en Politique Raisonnementes yang disingkat jadi Bataviasche Nouvellles. Terbit pertama kali pada 7 Agustus 1744 dan berakhir pada tanggal 20 Juni 1746 (Soedarjo Tjokrosisworo 1958:134). Surat kabar untuk bacaan penduduk, dengan bahasa rakyat, bahasa darah atau melayu terbit pertama kali di Surabaya, yaitu mingguan Bromartani, usaha suatu kongsi Belanda Harteveldt & Co. Bromartani bukan surat kabar Indonesia, bukan koran nasional. Surat kabar nasional yang pertama ialah harian Medanprijaji, terbit di Jakarta, 1910.
Dengan majunya teknologi yang begitu pesat yang menghasilkan radio dan televisi, jurnalistik menjadi semakin luas karena tidak lagi mengelola laporan harian untuk sarana surat kabar, tetapi juga untuk sarana radio dan televisi; serta media terbaru adalah telematik, yang menggunakan (komunikasi) satelit.

D. Manfaat Jurnalistik
Sebagai kegiatan komunikasi massa, produk-produk jurnalistik yang disampaikan melalui berbagai media massa, memiliki manfaat bagi audiens-nya untuk:
1. mendidik (to educate)
2. menghibur (to entertain)
3. mempengaruhi (to influence)
4. menyampaikan kritik sosial (social control)

0 komentar:

JURNAL MANIFESTO © 2008. Design by :Yanku Templates Sponsored by: Tutorial87 Commentcute